TRANSLATE

Benarkah Jual Cemilan Modalnya Kecil Tapi Untungnya Besar?

Menikmati camilan menjadi kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat hampir di berbagai negara. Menurut survei dari Nielsen, sebanyak 91 persen dari total 30 ribu responden di 60 negara dunia mengaku menikmati makanan kecil setidaknya satu kali dalam sehari. Jenis kudapan yang mereka nikmati berbeda-beda, disesuaikan dengan negara asal masing-masing responden.

Di Indonesia, ada dua jenis makanan ringan yang paling banyak dicari, yaitu kerupuk dan keripik. Kedua jenis makanan kecil ini kerap menemani aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia. Waktu yang paling banyak dipilih sebagai momen paling enak menikmati makanan kecil tersebut di antaranya adalah ketika menonton TV, bekerja, serta persiapan ujian.

 

FAKTOR YANG MENYEBABKAN TINGGINYA KONSUMSI CAMILAN

Aktivitas menikmati camilan oleh orang Indonesia begitu tinggi karena disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

cari uang dagang camilan1. Rasa bosan; Alasan pertama yang membuat banyak orang mengonsumsi kudapan adalah karena rasa bosan. Ketika dalam situasi menunggu dan tidak ada aktivitas yang dilakukan, maka banyak orang yang memilih untuk menikmati camilan untuk mengisi waktu.

2. Aktivitas yang terlalu banyak; Aktivitas menikmati camilan juga bisa mengalami peningkatan ketika seseorang punya kesibukan tinggi. Apalagi, ketika terdapat beberapa jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu waktu. Semakin banyak pekerjaan, semakin banyak pula kudapan yang dikonsumsi.

3. Bagian dari budaya; Mengudap juga menjadi bagian dari budaya yang berkembang di masyarakat. Di negara lain, waktu menikmati kudapan biasanya ditentukan pada waktu-waktu tertentu. Di Perancis, waktu mengudap berada di antara makan siang dan makan malam. Di Meksiko, ada waktu khusus menikmati makanan ringan pada rentang antara makan pagi dan makan siang (disebut almuerza) serta antara makan malam dan sebelum tidur (disebut merienda). Nah, ada hal unik terkait budaya menikmati camilan yang ada di Indonesia. Berbeda dengan aktivitas menikmati camilan yang dibatasi waktu di negara lain, orang Indonesia tak punya aturan waktu yang jelas terkait budaya ini. Sebagai gantinya, kegiatan menikmati camilan oleh orang Indonesia bisa berlangsung sepanjang waktu.

4. Variasi kudapan yang banyak; Kebiasaan mengudap ini juga ditunjang dengan begitu banyaknya pedagang yang menawarkan beragam jenis camilan, baik secara offline ataupun online. Menjajakan keripik atau kerupuk sebagai salah satu camilan memang menjadi peluang usaha yang menjanjikan di tanah air. Anda pun bisa berkreasi dalam menciptakan rasa kerupuk atau keripik yang unik dan disukai banyak orang.

 

 

KERUPUK DAN KERIPIK, APA BEDANYA?

Kerupuk dan keripik memang jenis makanan ringan yang sama-sama menawarkan tekstur yang renyah. Ketika menikmati makanan kecil ini, Anda akan mengeluarkan suara kriuk saat memasukkannya ke dalam mulut. Keduanya juga sama-sama bisa Anda temukan dengan pilihan rasa yang manis, asin, ataupun gurih.

Namun, persamaan tersebut tidak membuat kedua makanan ini termasuk dalam kategori yang sama, lho. Kerupuk dan keripik tetap disebut sebagai jenis makanan yang berbeda. Cara pembuatan serta bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksinya juga sangat berbeda.

Kerupuk merupakan jenis makanan kecil yang proses pembuatannya melibatkan adonan tepung sebagai bahan tambahan. Bahan utama yang dipakai untuk membuat kerupuk bisa beragam, termasuk di antaranya adalah udang, ikan, sayuran, umbi, dan lain-lain. Kedua bahan tersebut dicampur kemudian dikukus sampai matang.

Ketika proses pengukusan kerupuk sudah selesai, maka tahap selanjutnya adalah pengirisan kerupuk dalam bentuk tipis. Kerupuk yang sudah dipotong tipis selanjutnya perlu melalui tahapan pengeringan. Umumnya, pengeringan kerupuk dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari. Setelah itu, kerupuk dapat digoreng dan disajikan di meja makan.

Di Indonesia, Anda bisa menjumpai kerupuk yang dibuat dengan beragam jenis bahan. Namun, kerupuk ikan serta kerupuk udang merupakan tipe kerupuk yang paling populer. Proses penggorengan kerupuk tidak hanya dilakukan dengan minyak goreng nabati. Anda juga bisa menemukan kerupuk yang digoreng memakai pasir.

Berbeda dengan kerupuk, proses pembuatan keripik biasanya melibatkan bahan utama berupa umbi-umbian, sayuran, atau buah-buahan yang dipotong tipis. Terkadang, Anda akan menjumpai irisan keripik yang secara langsung digoreng, ada pula yang terlebih dahulu dilapisi dengan tepung sebelum proses penggorengan.

Seperti halnya kerupuk, jenis keripik yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sangat beragam. Keripik kentang dan keripik singkong menjadi jenis keripik yang paling populer. Selain itu, Anda juga bisa menjumpai jenis keripik lainnya, seperti keripik tempe, keripik bayam, keripik pisang, keripik tahu, dan lain-lain.

 

MENILIK POTENSI KEUNTUNGAN USAHA KERUPUK DAN KERIPIK 

Peluang bisnis  berjualan kerupuk dan keripik di Indonesia sangat besar. Pangsa pasar bisnis makanan kecil berupa keripik dan kerupuk sangat luas. Anda tidak hanya berpotensi memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Selain itu, makanan kecil yang satu ini juga disukai oleh hampir semua kalangan, mulai dari kalangan bawah, menengah, hingga atas.

Potensi keuntungan yang bisa didapatkan dari industri keripik ataupun kerupuk bisa sangat tinggi. Sebagai buktinya, Anda bisa menemukan begitu banyaknya sentra kerupuk dan keripik yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Keberadaan sentra industri tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk ekspor.

Sidoarjo yang terkenal sebagai sentra produksi kerupuk udang, mampu melakukan ekspor dengan hasil yang menggiurkan. Para produsen kerupuk di wilayah ini mampu mengirim kerupuk ke lebih dari 30 negara. Dari hasil ekspor tersebut, negara bisa mendapatkan devisa yang nilainya mencapai Rp200 miliar per bulan.

Sentra industri keripik juga menghasilan pendapatan yang tak kalah menggiurkan. Kelurahan Setiamanah di Kabupaten Cimahi, Jawa Barat dikenal sebagai wilayah yang memiliki sentra produksi keripik. Di sini, terkumpul setidaknya 37 pelaku usaha keripik yang menghasilkan pendapatan setidaknya Rp44 miliar per tahun.

Dengan peluang bisnis kerupuk dan keripik yang begitu besar tersebut, tak heran kalau banyak orang yang tertarik untuk menjalaninya. Selain itu, ada pula beberapa faktor yang membuat para pengusaha tetap bisa bersaing secara sehat dalam usaha kerupuk dan keripik, yakni:

 

1. Terdapat beragam jenis kerupuk dan keripik

Faktor pertama yang membuat peluang usaha ini begitu menjanjikan adalah karena begitu banyaknya varian kerupuk dan keripik di Indonesia. Anda tidak hanya terpaku dengan produksi kerupuk udang, kerupuk ikan, keripik kentang, ataupun keripik singkong.

Anda dapat memilih untuk memproduksi jenis kerupuk atau keripik yang tingkat persaingannya masih minim. Kerupuk tidak hanya bisa dibuat dengan bahan udang atau ikan. Anda dapat memilih memproduksi kerupuk dari rajungan, bawang putih, kulit sapi, dan sebagainya.

Selain itu, Anda juga perlu tahu bahwa kerupuk ikan juga bisa dibuat dengan bergam jenis daging ikan. Kerupuk ikan dari bahan ikan tengiri, gabus, serta belida merupakan jenis yang paling populer. Anda juga bisa memilih jenis ikan lainnya, seperti ikan payus, kakap, dorang, ataupun ikan patin.

Situasi yang sama juga berlaku untuk keripik. Anda dapat menemukan begitu banyak keripik selain keripik singkong dan kentang. Variasi keripik yang bisa Anda produksi di antaranya adalah, keripik labu, keripik melon, keripik tomat, keripik cabe, keripik daun kemangi, keripik nangka, keripik salak, dan lain-lain.

 

2. Variasi rasa yang banyak

Tidak hanya dari jenis bahan, kerupuk serta keripik juga bisa Anda buat dengan menggunakan rasa yang berbeda. Anda dapat menjumpai camilan tersebut dengan varian rasa jagung pedas, pedas manis, sapi panggang, balado, dan lain-lain. Penggunaan rasa pada kerupuk dan keripik ini bisa disesuaikan dengan selera konsumen.

 

3. Metode penjualan yang fleksibel

Kehadiran akses internet memberikan cara pemasaran yang fleksibel kepada para pengusaha kerupuk dan keripik. Anda tidak hanya dapat memasarkannya secara tradisional dengan menjanjakan ke pasar atau warung. Untuk pola pemasaran yang lebih modern, dapat pula memanfaatkan koneksi internet untuk menjangkau pasar lebih luas.

Pola pemasaran lewat internet juga memberikan keuntungan lebih banyak. Cara pemasaran ini dapat Anda lakukan dengan biaya yang minim. Apalagi, Anda juga bisa memanfaatkan metode dropshipper atau reseller untuk memperluas area pemasaran tanpa harus mengeluarkan modal besar.

 

4.  Modal Kecil

Peluang usaha berjualan kerupuk serta keripik juga bisa Anda lakukan dengan tanpa mengeluarkan modal besar. Anda dapat mengawali usaha berjualan keripik cukup dengan modal sekitar Rp100 ribu ataupun Rp200 ribu. Demikian pula ketika Anda memutuskan untuk memproduksi kerupuk.

 

5.  Proses produksi yang sederhana

Memulai usaha berjualan kerupuk atau keripik dapat dilakukan oleh siapa saja. Alasannya adalah, karena proses produksi kedua jenis camilan ini sangat sederhana. Alat-alat yang dipakai untuk produksi kerupuk dan keripik tidak terlalu kompleks. Anda dapat memanfaatkan peralatan yang sudah ada di dapur. Dengan begitu, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli peralatan produksi yang baru.

Untuk mengetahui cara produksi kerupuk dan keripik juga begitu mudah. Anda dapat memanfaatkan keberadaan layanan video streaming gratis seperti YouTube untuk belajar. Di situ, Anda akan menemukan begitu banyak video tutorial mengenai proses pembuatan beragam jenis kerupuk dan keripik.

 

 

TANTANGAN DALAM MEMANFAATKAN PELUANG USAHA KERUPUK DAN KERIPIK

Ketika memilih terjun dalam bisnis kerupuk atau keripik, Anda juga perlu memperhatikan tantangan yang kerap menjadi hambatan dalam pengembangan usaha, yakni:

a. Cara pengemasan yang masih sederhana; Pengemasan produk memang tidak menjadi hal penting kalau Anda hanya sekadar ingin menjual camilan dengan harga murah. Namun, pengemasan yang menarik memberikan peluang kepada Anda untuk bisa menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Harga yang bisa Anda patok untuk produk camilan dengan kemasan menarik juga dapat lebih tinggi.

b. Pola pemasaran tradisional; Hal berikutnya yang menjadi tantangan dalam menjalankan bisnis camilan adalah pola pemasaran. Anda jangan terpaku pada pemasaran secara tradisional. Pemanfaatan akses internet memberi peluang besar kepada Anda untuk memasarkan produk camilan tak hanya di lingkup nasional, tetapi juga internasional.

c. Keterbatasan dana; Faktor berikutnya yang kerap menghambat perkembangan usaha para pebisnis kerupuk dan keripik di Indonesia adalah keterbatasan dana. Anda memang tak memerlukan modal besar untuk memulai usaha ini. Namun, seiring dengan tingginya permintaan dari konsumen, Anda harus menyediakan modal tambahan agar kapasitas produksi dapat ditingkatkan.

 

 

KISAH INSPIRATIF SUKSES BISNIS ONLINE DENGAN BERJUALAN KERUPUK DAN KERIPIK

Bisnis online mudah dan murahPotensi besar yang ada pada bisnis berjualan kerupuk dan keripik dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Peluang untuk meraih kesuksesan dari bisnis ini begitu besar. Sebagai buktinya, Anda dapat melihat deretan pengusaha yang bisa memperoleh penghasilan besar dari bisnis ini, di antaranya:

 

I. Maicih

Keripik Maicih menjadi ikon kesuksesan bisnis online keripik kekinian. Cara pemasaran keripik pedas yang satu ini memang secara khusus dilakukan lewat platform internet. Berawal pada tahun 2010, Maicih kini berkembang besar dan bahkan telah memiliki badan hukum yang jelas, yakni PT Maicih Inti Sinergi.

Produk yang ditawarkan oleh Maicih begitu beragam. Anda tidak hanya menjumpai keripik singkong, tetapi juga tersedia produk seperti kerupuk gurilem, bakso goreng, seblak keju, ataupun seblak orisinal. Pendapatan yang bisa diperoleh Maicih tidak main-main, mencapai Rp4 miliar.

 

II. Keripik Rasa Lokal

Pasangan selebritis tanah air, Glen Alinskie dan Chelsea Olivia, turut berpartisipasi dalam meramaikan pangsa pasar keripik online di Indonesia. Keduanya menjalankan bisnis online yang disebut dengan nama Rasa Lokal.

Glen dan Chelsea menggunakan konsep keripik yang unik dalam produk Rasa Lokal. Keunikan dari produk keripik ini adalah dengan keberadaan rasa yang berbeda. Rasa Lokal bisa Anda peroleh dengan disertai rasa sambal khas nusantara.

 

III. Kerupuk Jablay

Seorang pengusaha dari Tangerang, bernama Hartono menjadi sosok pengusaha inspiratif berikutnya. Hartono memilih untuk memproduksi beragam jenis kerupuk yang disertai dengan penamaan unik. Contoh produk kerupuk yang dibuat oleh Hartono di antaranya adalah Kerupuk Jablay dan Kerupuk Ting-Ting.

Cara pemasaran yang dipakai oleh Hartono cukup sederhana. Dia mendistribusikan produk kerupuknya ke pasar-pasar. Segmen yang secara khusus disasar oleh Hartono adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Oleh karena itu, harga kerupuk yang dijualnya juga murah, berkisar antara Rp500 sampai Rp10 ribu.

Meski terlihat sepele, tetapi omzet yang didapatkan oleh Hartono dari usaha ini begitu menggiurkan. Dia bisa mendapatkan pemasukan mencapai Rp600 juta per bulan. Jumlah karyawannya juga begitu banyak, yakni 108 orang.

 

IV. Oyoh Jengkol

Kerupuk jengkol menjadi jenis kerupuk tradisional yang sudah dikenal luas di beberapa daerah di Indonesia. Namun, di tangan seorang wanita bernama Imas Mintarsih, kerupuk jengkol menjadi bisnis online menjanjikan. Menariknya lagi, dia hanya perlu modal Rp100 ribu untuk mendirikan usaha keripik berlabel Oyoh Jengkol tersebut.

Bisnis kerupuk jengkol yang dijalankan oleh Imas sebenarnya merupakan sebuah bisnis keluarga yang telah ada sejak tahun 1980-an. Hanya saja, usaha tersebut sempat berhenti beberapa tahun. Imas kemudian memiliki inisiatif untuk melanjutkan usaha ini.

Awalnya, dia menjalankan bisnis ini secara sederhana dengan menawarkan ke warung-warung. Cara pengemasannya juga biasa, tidak ada yang spesial. Namun, setelah memperoleh tambahan modal dari hadiah kontes usaha, Imas kemudian berinisiatif untuk mengembangkan usahanya.

Langkah pertama, dia memoles kemasan Oyoh Jengkol menjadi jauh lebih menarik. Harga jualnya juga meningkat, dari Rp8.000 per bungkus menjadi Rp15 ribu per bungkus. Cara penjualannya juga lebih modern, dengan memanfaatkan Instagram dan marketplace modern.

Tingkat penjualan dari bisnis online Oyoh Jengkol cukup memuaskan. Dalam sebulan, Imas rata-rata bisa menjual antara 500 hingga 1.000 bungkus. Penjualannya juga jadi lebih luas, tidak hanya di wilayah sekitar, tetapi seluruh Indonesia.

Itulah informasi mengenai peluang usaha dari bisnis berjualan kerupuk serta keripik yang bisa Anda coba. Peluang kesuksesan dari bisnis ini bisa didapatkan oleh siapa saja, termasuk Anda. Yuk, memulai bisnis online berjualan keripik dan kerupuk!