Pasalnya, seperti banyak dikabarkan bahwa Covid-19 ‘menyerang’ imun tubuh. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat pun mulai beramai-ramai mencari berbagai ‘ramuan’ tradisional yang diyakini berdampak postif meningkatkan imunitas tubuh. Membicarakan hal itu, Sarabba adalah salah satunya yang tak lain merupakan minuman khas dari Sulawesi Selatan.
Bukan barang baru lagi jika Sarabba diburu masyarakat. Di Bumi Anging Mammiri itu sendiri, sebenarnya Sarabba memang sudah lama dikenal sebagai minuman untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Saat meminumnya tubuh akan terasa hangat. Hal ini merupakan imbas dari kandungan dari bahan-bahan Sarabba yang terbuat dari jahe, sereh, dan kayu manis.
Selain ketiga bahan itu, sebenarnya masih ada beberapa bahan lain yang ada di dalam Sarabba. Bahan-bahan itu diantaranya bubuk merica, gula merah dan juga santan. Bahan-bahan itu sangat mudah dijumpai di pasar-pasar atau sekeliling kita, utamanya yang tinggal di desa-desa.
Pada hari-hari biasa, (tidak dalam suasana lock down), Sarabba dengan mudah bisa dijumpai di pinggiran Pantai Losari, Makassar. Umumnya saat sore hari minuman ini banyak dijajakan oleh para pedagang di sekitar pantai yang berada di pusat kota itu.
Namun, menyusul imbauan untuk melakukan social distancing, Anda pun bisa membuat sendiri minuman ini di rumah. Untuk membuatnya pun tak sulit. Pertama, siapkan bahan sesuai dengan porsi yang ingin dibuat. Anda barangkali bisa menjajal dengan 200 gram jahe dimemarkan dicampur dengan 250 gram gula merah yang telah ditumbuk kasar, 1 batang serai yang telah memarkan, 1 batang kecil kayu manis, 1 sendok merica bubuk, garam, juga 200 ml santan segar, dan 1 liter air.
Apabila bahan-bahan itu sudah siap, lanjutkan dengan mendidihkan seliter air. Jika sudah, proses dilanjutkan dengan memasukkan berbagai rempah yang ada satu-persatu. Aduk-aduk bahan yang telah dimasukan agar bercampur dengan air. Proses berikutnya, masukan santan dan tetap aduk-aduk agar santan tidak pecah. Tunggu sampai benar-benar santan mendidih, lalu angkat dan Sarabba sudah siap disajikan. Minuman ini cocok dikonsumsi saat pagi dan sore hari. Tak ada salahnya jika ada yang ‘menemaninya’, seperti biscuit, kue-kue basah atau lainnya.
Sebelum merebaknya virus corona, Sarabba dikenal mujarab sebagai obat tradisional dari flu, batuk dan demam. Meski demikian, di tengah gencarnya ‘serangan’ Covid-19 ini, tidaklah cukup pula hanya mengandalkan satu resep menjaga kekebalan tubuh. Ada hal yang lebih penting lagi dari itu, yaitu berusaha untuk tetap ‘diam’ di rumah dan menahan keinginan untuk berkumpul beramai-ramai atau bepergian jika memang tak dalam keadaan urgent!.
Terlepas dari kemunculan virus yang perdana mencuat di Wuhan, Hubei, China itu, ini memberikan peringatan bahwa Indonesia sebenarnya kaya akan berbagai ‘ramuan’ dari alam dan resep-resep yang ‘menyehatkan’ tubuh daripada sekedar ‘jajan’ di resto fast food.
Akhirnya, selamat menikmati nyruput Sarabba dan tetap jaga kesehatan!