Penyajian soto semarang juga unik, karena menggunakan mangkuk berukuran kecil. Didalam satu porsi Soto Semarang terdapat ayam suwir, bihun (so’un), tauge, kubis, telur rebus dan taburan daun bawang dan seledri, kemudian disiram dengan kuah bening dan ditambahkan perasan jeruk purut serta bawang goreng sebagai penyedap.
Hidangan ini dapat dinikmati dengan dua acara, yaitu langsung dicampur dengan nasi atau dipisah antara kuah dan nasinya. Untuk menambah kelezatannya, soto semarang disantap dengan lauk pelengkap yang disajikan secara terpisah berupa sate kerang, perkedel kentang, tahu bacem, tempe goreng, dan kripik tempe dan lain sebagainya yang bisa dipilih sesuai selera.
.
SEJARAH SOTO SEMARANG
Dikutip dari id.wikipedia.org, berdasarkan buku berjudul Nusa Jawa: Silang Budaya karya Dennys Lombard seorang sejarawan terkenal lulusan dari Lycée Louis-le-Grand (1955), Ecole Pratique des Hautes Etudes (1963) dan mempertahankan disertasinya di Universitas Paris (1990).
Lombard melakukan banyak perjalanan, mengunjungi berbagai negara Asia, termasuk Republik Rakyat Cina (1964-1965), Indonesia (1966-1969), dan lain-lain. Ia menguasai dengan sempurna bahasa Cina, Indonesia, Khmer, dan Thai.
Menurut Dennys Lombard, awal kepopuleran Soto memang terjadi Di kota Semarang, berdasarkan resep yang dibawa oleh para perantau dari Tiongkok pada awal abad ke-19. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya permukiman warga Tiongkok (pecinan) di era kolonial.
Hidangan tersebut yang dalam bahasa Hokkian dikenal dengan istilah cau do, jao to, atau chau tu yang memiliki makna sebagai olahan jeroan dengan berbagai rempah.
Sama dengan penyebutan namanya yang berubah dari cau do secara menjadi Soto, penyajian cau do juga mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan budaya lokal.
Yang semula menggunakan jeroan babi, kemudian diganti menjadi jeroan sapi dan ayam mengingat mayoritas masyarakat Semarang adalah kaum Muslim.
Selain itu, penggantian bahan bakunya juga bertujuan agar harganya relatif lebih murah. Meski pada perkembangannya, soto dianggap sebagai makanan kelas bawah dan dijajakan menggunakan bakul yang dipikul.
Namun berkat kelezatan dan harganya yang terjangkau, Soto kemudian menjadi hidangan yang sangat populer untuk semua kalangan. bahkan tidak hanya terkenal di Semarang saja, tapi juga di berbagai kota disekelilingnya.
Hebatnya, soto dapat dengan luwes beradaptasi dengan ketersediaan bahan dasar serta cita rasa yang sesuai dengan masyarakat lokal di daerahnya, hingga nantinya muncul beragam soto dengan ciri khas masing-masing, seperti: Soto Kudus, Tauto Pekalongan, Sauto Tegal, dan lain sebagainya.
.
SOTO SEMARANG DI BOGOR
Untuk anda yang berada di Bogor dan ingin mencicipi Soto Semarang yang otentik, silahkan datang ke:
Soto Semarang “Eyang Putri”
Jl. Ibrahiem Adjie no.167, Sindang Barang Loji
Kota Bogor Barat
Telp. 082321783162
Kedai ini juga menyediakan aneka kuliner Khas Semarang lainnya seperti: nasi mangut, tahu gimbal, mie kopyok, krupuk gendar dan lain sebagainya.
Selamat menikmati....