Pandemi menginspirasi penataan interiornya, yakni memaksimalkan area luar ruang sebagai tempat berkumpul. Nantinya, outlet-outlet Kopi Nako yang baru juga akan mengadopsi gaya serupa. Jadi, daya tariknya adalah ngopi di bawah pohon dengan cuaca yang sejuk.
Potongan kaca bening yang biasa disebut kaca nako mendominasi seluruh bagian temboknya. Bukan sekadar menambah artistik, penggunaan kaca nako juga memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam ruang. Hal itu membuat bangunan lebih hemat energi sehingga tak perlu lagi menggunakan lampu dan pendingin udara di siang hari.
Sementara interior bangunan mengadopsi konsep dengan modern minimalis, dengan langit-langit yang tinggi dan kaca khas Nako yaitu kaca Louvre. Penataan itu menghasilkan kesan mewah. Kopi Nako Tajur sebenarnya merupakan perluasan bisnis dari Warung Nako. Di Warung Nako, Anda bisa merasakan suasana warteg lengkap dengan etalase kaca yang memajang lauk pauk dan sayuran di dalam etalase kaca
Modal atau gaya lokal seperti inilah ini lah yang menjadi dasar membangun Warung Nako, namun dengan sentuhan modern menjadi Kopi Nako. Dan seperti warteg pada umumnya, selalu ada warkop atau warung kopi yang menyuguhkan seduhan kopi bercita rasa lokal, dengan menu andalannya adalah Es Kopi Nako. Anda juga bisa memilih Es Kopi Nako Duren bila ingin rasa yang berbeda atau Kopi Tubruk Kuntum yang disajikan panas.
Jika tidak ingin kopi bisa pesan Rosberi dan Teh Violet. Kalau mau yang hangat bisa pesan Kopi Tubruk Kuntum dan Wedang Masa Lalu. Terdapat pula sederet pilihan camilan lokal untuk menemani waktu ngopi, seperti pisang goreng, gabin, cireng, dan donat kepang. Ada pula beragam rice bowl bila ingin makan berat.
Baca juga: Cara Menyeduh Kopi Khas Bogor Cap Liong Bulan