Sarapan ibarat amunisi dan bahan bakar untuk memulai dan menjalani rutinitas harian. Wajib di prioritaskan, agar memiliki energi dan makanan untuk otak.
Karbohidrat dari biji-bijian utuh adalah pilihan tepat, namun hindari sarapan terlalu kenyang, karena dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti: peningkatan kadar gula darah, gangguan pencernaan, serta mudah mengantuk.
Bagi anda yang tidak menyukai nasi untuk memulai hari, bisa memilih camilan yang lebih ringan, seperti kue balok.
Berbentuk persegi panjang dan berwarna cokelat gelap, kue balok tergolong jajanan tradisional yang melegenda.
SEJARAH KUE BALOK
Sejarah kue balok, hingga saat ini memang masih simpang siur.
Mengutip dari Ragam Kudapan Jawa, Murdijati Gardjito, Umat Santoso Eni Harmayani (2023:277), kue balok berasal dari Garut.
Beberapa pakar kuliner yang tidak sependapat, meyakini bahwa kue balok, asli dari Priangan, Bandung.
Namun jika melihat bahan pembuatnya yang terdiri dari tepung terigu, gula merah, telur, dan vanili, sumber lain memastikan bahwa kue balok berasal dari luar negeri. Yang kemungkinan besar masuk ke Indonesia pada masa kolonial Belanda,
Ya, kue balok pada jaman tersebut memang kudapan kegemaran para bangsawan. Selain sebagai camilan karena teksturnya yang padat cukup mengenyangkan, daya tahannya yang cukup lama membuat kue balok umum digunakan sebagai bekal pada saat bepergian.
Seiring berjalannya waktu, kue balok mengalami akulturasi, yaitu proses masuknya pengaruh kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat, sehingga terjadi perpaduan budaya yang saling memengaruhi.
Masyarakat pribumi yang telah mengenalnya, kemudian mulai membuat kue balok versi local untuk dijajakan.
Secara perlahan namun pasti, Kue balok menjadi salah satu jajanan favorit masyarakat Bandung sebagai camilan, sarapan atau dijadikan oleh-oleh khas Bandung sejak tahun 1950-an.
Pada tahun 1960-an, kue balok sempat berganti nama menjadi kue robur, karena bentuknya yang persegi panjang, sangat mirip dengan bus kecil dengan merk Robur, yang datang ke Indonesia sebagai bantuan dari jerman timur.
Saat ini cita rasa kue balok semakin bervariasi, selain rasa cokelat, juga tersedia rasa lain, seperti rasa keju, cokelat putih, dan pandan.
Kue balok tidak hanya populer di Bandung, tetapi juga di berbagai kota lain di Indonesia seperti Bogor.Di kota hujan ini, Muhidin adalah penjual kue balok yang telah memulainya pada tahun 1952.
.
KUE BALOK (DEPAN) TOKO TERANG
Saat ini, kue balok buatan Muhidin terkenal dengan nama “kue balok (depan) toko terang”, sesuai dengan lokasi berjualannya di depan Toko Terang, Jembatan Merah, Bogor
Generasi penerusnya saat ini, yang akrab disebut dengan panggilan "Ibu Balok", adalah menantu dari Muhidin.
Sama seperti perintisnya, Ibu Balok hanya menjajakan kue balok tiga jam saja, dimulai sejak pukul 04.00 subuh hingga pukul 07.00 pagi.
Selain karena kue balok buatannya sudah tandas diserbu pembeli, ia juga menghargai pemilik yang rutin membuka tokonya pada pukul 07.00.
Itu sebabnya, seperti dilansir dari pemilik akun instagram @pinotjhony, tak banyak warga Bogor yang tahu keberadaannya.
Hingga saat ini, Teknik pematangan Kue Balok (depan) Toko Terang yang bertekstur kenyal dengan cita rasa manis yang original ini, tetap mempertahankan arang ketimbang kompor gas yang lebih praktis.
Sebagai pelengkap kue balok yang hanya bisa didapat pada suasana pagi yang dingin di Bogor, Ibu Balok juga menyediakan minuman panas seperti kopi hitam, kopi susu atau teh yang cara merebus airnya menggunakan alat memasak tradisional dengan model sama persis dengan dandang khusus yang sudah dipakai sejak pertama kali berjualan.
KUE BALOK (DEPAN) TOKO TERANG
Jl. Mantarena No. 3, RT.07/RW.03, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.