Terbuat dari singkong, camilan tradisional khas Bogor ini dahulu sangat popular, namun berangsur menghilang bersama dengan para penjajanya.
Penampakan oli jepret yang begitu-begitu saja memang kurang menarik jika dibandingkan makanan modern seperti roti yang lebih bervariasi dari segi rasa, bentuk, warna, maupun kemasannya.
Mungkin itu sebabnya, oli jepret kurang diminati oleh generasi masa kini.
CARA MEMBUAT OLI JEPRET
Seperti telah disebutkan diatas, bahan pembuat oli jepret adalah singkong, yang dikenal juga dengan sebutan ketela pohon atau ubi kayu.
Sejak jaman dahulu, singkong memang telah digunakan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai macam penganan, mulai dari kripik, kudapan, sayuran hingga tape, juga diolah menjadi tepung tapioka yang dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum.
Namun demikian, jika ingin dijadikan bahan makanan, dibutuhkan beberapa proses yang terbilang sederhana namun cukup menyita waktu yaitu:
- Memilih singkong, caranya dengan kupas sedikit kulit singkong dengan kuku. Lihat warnanya, konon yang kekuningan lebih baik daripada yang putih. Patahkan sedikit ujungnya, jika ada bagian yang membiru akibat enzim poliphenolase, jangan dipilih karena mengandung racun
- Membersihkan singkong, untuk menghilangkan tanah yang menempel.
- Mengupas singkong, dengan cara mengerat bagian tengahnya, kemudian tarik hingga lepas. Apabila tidak langsung diolah, sebaiknya singkong direndam terlebih dahulu agar warnanya tidak berubah.
- Memarut singkong, agar lebih mudah diolah.
- Memeras singkong, untuk memisahkan air dan ampasnya.
- Mengukus singkong hingga benar-benar empuk
- Menghaluskan singkong dengan cara ditumbuk didalam cobek (batu lumpang) dalam kondisi masih panas.
PENYAJIAN OLI JEPRET
Pertama-tama, siapkan bumbu tabur yang disebut serundeng, menggunakan bahan-bahan berupa kelapa parut yang telah diberi bumbu kemudian disangrai, selanjutnya ditumbuk hingga halus dan sedikit berminyak lalu diberi garam serta gula pasir.
Ketika akan disajikan, singkong tumbuk akan dibentuk bulat dan digepengkan. Kemudian taburkan serundeng secukupnya.
Perpaduan rasa manis dari singkong yang mengandung pati dan sedikit glukosa serta gurih yang berasal dari taburan serundengnya, membuat oli jepret sangat cocok untuk menemani minum kopi di sore hari.
.
ASAL USUL NAMA OLI JEPRET
Kata “oli” atau ulen, berasal dari Bahasa sunda. Artinya kurang lebih sama seperti kata“uli” pada ketan yang dalam bahasa Betawi yang memiliki arti tumbuk atau giling, mengacu pada proses pembuatannya.
Sekilas proses pembuatan oli jepret memang mirip uli, namun karena menggunakan singkong, teksturnya sedikit berbeda.
Oli singkong lebih kenyal dibanding dengan uli ketan, Oleh sebab itu, oli jepret lebih sulit dipotong walaupun menggunakan pisau yang tajam sekalipun.
Satu-satunya cara untuk memotong oli jepret, adalah mengggunakan tarikan tangan. Teknik tersebut mirip dengan perlakuan pada karet gelang yang ketika ditarik dan dilepaskan akan menghasilkan suara "jepret".
Kabarnya, dari situlah muncul nama oli jepret, meski sesungguhnya tidak ada suara yang dihasilkan pada saat memotongmya.
OLI JEPRET MANG ASEP
Di Bogor yang notabene menjadi tempat kelahirannya, saat ini konon hanya tersisa beberapa penjaja oli jepret, salah satunya yaitu Asep, yang produk buatannya dikenal sebagai “Oli Jepret Mang Asep.”
Sejak pertama kali berjualan, Asep memilih lokasi yang tepat yaitu didepan Delicieus Bakery, sebuah toko roti yang sama legendarisnya dengan oli jepret buatannya
Meski pendapatan yang dihasilkan dari berjualan oli jepret tidak terlalu signifikan, sebagai generasi penerus dari keluarga pembuat dan penjaja oli jepret sejak jaman kolonial, Asep tetap bertahan.
Kesabarannya ternyata berbuah keberuntungan, Asep pernah diajak oleh Kementerian Luar Negeri pergi ke Belanda, untuk memperkenalkan sekaligus menyajikan Oli Jepret kepada orang-orang Belanda yang sebagian masih memiliki kenangan tentang Indonesia.
OLI JEPRET MANG ASEP
Jl. Mawar No.22, RT.03/RW.05, Menteng, Kec. Bogor Bar., Kota Bogor, (depan Delicieus Bakery)