Membuat jajanan pasar seperti gemblong bisa dibilang gampang-gampang susah, Perlu keterampilan khusus, untuk membuat gemblong yang teksturnya tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras.
Di Surabaya ada kue yg mirip gemblong, Namanya “getas’. Bahan dan cara membuatnya sama persis. Perbedaannya ada pada pelapisnya. Jika gemblong dilapisi oleh gula aren atau gula merah, maka getas menggunakan gula pasir.
Sejarah Gemblong
Sampai saat ini tidak ada yang tau pasti sejarah jajanan pasar ini.. Namun di dalam Serat Centhini yang merupakan kitab 'ensiklopedia' kebudayaan Jawa yang diterbitkan pada awal abad XIX, telah menyebut nama gemblong sebagai salah satu jenis makanan yang dihidangkan Ni Turida, isteri Jayengwesthi, sebagai sarapan pagi untuk Seh Amongraga (pupuh 352:68–70).
Pada bagian lain kitab Centhini yakni pada pupuh 355:96–97, juga menceritakan kue mirip gemblong disuguhkan Nyai Sumbaling dan Centhini menyuguhkan kudapan kepada tamu-tamunya setelah selesai salat Subuh.
Cara Menyantap Gemblong
Sebagai jajanan pasar, agemblong yang berlapis gula, bisa langsung disantap begitu saja. Tapi di beberapa daerah di pulau jawa, gemblong juga bisa disajikan tanpa lapisan gula, tanpa digoreng.
Misalnya dengan cara dibakar, ditaburi serundeng atau parutan kelapa, dan ada pula yang diberi saus dari santan atau gula merah atau aren yg diencerkan atau lebih dikenal dengan istilah jawa kinco.
Gemblong Santan
Cara membuat gemblong santan terbilang rumit, karena harus membuat 2 jenis produk. Yang pertama adalah gemblong ketannya sendiri. Dan yang kedua adalah santan yang dibuat dari buah kelapa, tepung beras, gula pasir, dan garam, yang kemudian harus diolah menjadi semacam saus.
Cara penyajian gemblong santan adalah dengan memotong-motong lebih dulu gemblong ketan menjadi kecil-kecil seukuran sendok makan. Kemudian potongan jajanan pasar tersebut diletakkan diatas daun pisang yang sudah dipincuk (lipatan daun pisang khas Jawa) dan disiram saus santan. Unik bukan?